Men are Stupid, Women are Crazy


HALO!

Banyak hal yang dapat menjadi pemicu sepasang kekasih berantem. Ada yang karena hal kecil, misalnya cemburu sama temennya pacar, sms nggak dibales, lupa tanggal jadian, pacar sibuk dan lain sebagainya. Ada juga karena masalah serius yang bisa jadi alasan untuk berpisah, misalnya karena perbedaan keyakinan, selingkuh, terpisah jarak yang jauh, kekerasan dalam pacaran, orang tua nggak setuju, pacar matre dan masih banyak lagi.

Kadang kalimat “Kamu terlalu baik buat aku” dijadiin alasan terakhir kalau udah pengen pisah tapi nggak mau nyakitin atau emang dasarnya brengsek aja.



Kenapa sih berantem saat pacaran itu banyak dramanya? Maksudnya, kenapa sih berantemnya itu susah kelarnya dan sering dituntut melakukan hal-hal ribet yang nggak penting?

Contohnya nih ya, sepasang kekasih yang berantem gara-gara si laki-laki lama bales chat karena lagi ngumpul bareng temen-temennya. Si perempuan kesal trus ngambek. Ditanyain ini itu dibalesnya singkat, sok-sok nge-read doang, update status galau, sedikitpun nggak mau dengerin penjelasan si laki-laki.

Kalau laki-laki nanya “Kamu kenapa sih?”, kebanyakan perempuan menghadirkan permainan yang lebih susah dan lebih mengerikan daripada Jumanji, bernama Aku-Gapapa-Kok.

Sebagian laki-laki nggak nangkep dan mengartikan beneran nggak ada apa-apa. Laki-laki seperti ini belum jago memainkan permainan ini dan biasanya berakhir dengan kekalahan yang tidak ia sadari.

Sebagian laki-laki yang lain mengerti dan mencoba. Ada yang langsung nembak tepat sasaran seperti “Kamu cemburu ya sama dia?” atau yang masih menebak-nebak “Beneran gapapa? Kok kayaknya kamu marah sama aku? Emangnya aku kenapa?”

Dan biasanya, setelah laki-laki melewati level menebak-nebak dengan naik ke level nembak tepat sasaran, kebanyakan perempuan gengsian akan menjawab “Kamu pikir aja sendiri!”

Bukannya selesai, masalahnya malah nambah jadi dua, tiga, empat… nggak abis-abis. Menjalar kemana-mana.

Itulah kenapa sampai ada istilah men are stupid, menurut kaum perempuan:

“Laki-laki tuh harusnya ngerti tanpa harus dibilang.”
“Gengsi dong kalau gue yang minta maaf duluan.”
“Dimana-mana, mau laki atau perempuan yang salah, tetep harus laki-laki yang minta maaf.”
“Ya harus laki-laki lah yang bayarin.”
“Kalau udah nge-game atau nongkrong pasti chat gue dianggurin deh.”
“Masa iya dia lupa tanggal jadian?”
“Cuek banget sih.”
“Laki-laki itu harus pinter ngebujuk perempuannya yang lagi ngambek.”
“Boys will be boys. Nggak pernah dewasa!”



Nggak salah lagi kalau ada ungkapan women are crazy, menurut kaum laki-laki:

“Kerjaannya ngambek, marah-marah nggak jelas.”
“Bilangnya gapapa, tapi abis itu nggak mau diajak ngobrol.”
“Katanya terserah, pas udah dipilih malah nggak suka trus nyalahin kenapa milih itu.”
“Gitu aja ditangisin.”
“Tadi bilangnya ‘ok, have fun ya’ tapi abis itu neror ‘kamu ngapain aja sih nggak bales chat aku?’”
“Ditanyain salah gue apa, malah disuruh cari sendiri. Kalau gue tau nggak akan nanya kali.”
“Nggak capek apa keliling mall nyari satu barang yang ternyata udah dari awal ketemu?”
“Mau kurus semana lagi deh?”
“Ih make-up nya nggak setebel itu bisa kali.”

Mari kita berimajinasi.

Gambaran skema pikiran laki-laki itu seperti box. Boxes. Setiap box berisi satu tema besar. Antara box satu dengan box yang lain tidak saling terkait. Ada box yang isinya tentang kerjaan, pertemanan, keluarga, game, olahraga, mobil, pacar, uang, tugas kuliah, organisasi, places, dan lain-lain. Semua itu nggak termasuk di dalam box yang sama.

Itulah yang menyebabkan laki-laki cenderung sulit untuk multitasking, kalau diajak ngobrol pas lagi main game diem aja, atau lupa bales chat kalau lagi ngumpul bareng temen. Tapi laki-laki lebih fokus dan logis.

Makanya laki-laki itu kalau udah ngebahas satu hal, agak sulit untuk mengkorelasikan dengan hal lain. Apapun tentang pacar gue ya nggak ada hubungannya dengan kerjaan, tugas kuliah, organisasi, futsal. Jadi kalimat “You’re always in my mind” dari mulut laki-laki itu adalah kebohongan yang nyata.

Sementara di sisi lain, perempuan memiliki skema pemikiran seperti wireball. Berupa gulungan kabel raksasa yang kusut. Semua hal terhubung satu sama lain. Nggak gampang putus dan bisa jadi nggak berpangkal atau berujung. Keluarga bisa berhubungan dengan uang yang terkait dengan kerjaan dan tersambung dengan belanja bulanan. Nggak jarang perempuan yang sambil masak bisa sekaligus telponan, mikirin liburan dari berbulan-bulan sebelumnya, beli sepatu yang warnanya cocok sama tas dan banyak lagi.

Makanya perempuan sering dianggap makhluk ribet. Perempuan ingin laki-lakinya memiliki inisiatif, bisa baca ‘kode’, and naturally act like gentleman. Karena menurut perempuan, semua hal dapat terhubung. Kalau tiap kali dia certain perempuan itu dan gue ngambek, ya berarti gue cemburu, ya harusnya dia nyadar dan nggak nyeritain perempuan itu lagi, tapi gue nggak mau bilang kalau gue cemburu, biar dia nyadar sendiri, masa gitu aja nggak ngerti?

Checkmate, bro.

Banyak pasangan yang sering berantem karena hal-hal kayak tadi. Banyak pasangan yang nggak mau nyelesain masalah dengan cepat dan tepat.

Seringnya, karena pihak perempuan gengsi, sementara pihak laki-laki susah paham.

Dear perempuan yang cantik di luar tapi “crazy” di dalam…

Sebagai perempuan, gue sadar bahwa kalau ngambek itu adalah salah satu cara mencuri perhatian laki-laki, membuatnya seolah berusaha, dan menginformasikan ada sesuatu yang salah darinya sehingga tidak jarang saat tragedi ngambeknya perempuan, laki-laki pun meredekannya dengan cara meminta maaf.

Ngambek sekali dua kali mah mungkin masih bisa dibilang wajar. Atau ngambek tiap enam bulan sekali itu juga nggak masalah… eh jadi kayak semesteran ya enam bulan sekali…

Tapi bayangin aja kalau perempuan yang hobinya ngambek, predikatnya ratu kode, gengsi ketinggian, curiga berlebihan… walaupun cantik parasnya, bergelimangan harta, memiliki status sosial yang tinggi, followers sosial medianya jutaan akan kalah dengan perempuan yang sederhana tapi classy.

Being classy is sexy. Hal-hal yang membuat perempuan terlihat berkelas dan seksi adalah kepribadian yang menyenangkan, sederhana alias nggak banyak menuntut, serta kecerdasan yang direfleksikan dengan isi bicara dan fleksibilitas cara pikir.

Kenapa gue bilang perempuan yang cerdas itu berpikir secara fleksibel? Jawabannya, karena seseorang yang mampu berpikir secara fleksibel merupakan tanda-tanda orang yang open-mind, mau mengakui kesalahan, menemukan cara yang kreatif dan efektif dalam memecahkan masalah, tidak melulu bergantung pada orang lain, serta realistis dalam mencita-citakan sesuatu.

Well actually, berpikir secara fleksibel juga berlaku untuk laki-laki.

Sementara perempuan yang ngambekan, gengsian, penebar kode, dan curigaan kurang mampu berpikir secara terbuka dan kekanak-kanakan. Perempuan seperti ini juga cenderung malas mencari solusi dalam masalah, sehingga lagi-lagi pihak laki-laki lah yang seakan bertanggung jawab dalam pemecahan masalah.

See? Gengsi is not seksi at all. Ngerepotin iya.

Dear laki-laki “stupid” yang mencoba memahami perempuan…

Percayalah, perempuan yang cemburu itu tanda ia mengkhawatirkan isi hatimu. Keterbukaan melemahkan kecemburuan. Perempuan cemburu itu karena nggak ngerti kemudian takut sendiri. Iya, perempuan emang begitu. Perempuan nggak ngerti itu karena dua kemungkinan.

Pertama, karena laki-laki kurang atau bahkan tidak menjelaskan mengenai orang-orang penting yang memiliki hubungan dengannya, seperti sahabat, partner kerja, keluarga, mantan pacar, perempuan yang pernah dekat, tetangga, teman kuliah, dan lainnya sehingga perempuan tidak bisa memperkirakan sedekat apa laki-lakinya dengan orang lain tersebut.

Kedua, karena laki-laki pernah melakukan hal yang menyebabkan perempuan memiliki trust issue. Misalnya pernah ketahuan selingkuh, pernah menjalin hubungan kembali dengan mantan pacar secara diam-diam, dan sebagainya.

Laki-laki idaman itu selalu bisa bikin aman dan nyaman. Perempuan akan merasa aman ketika tangisnya bukan karena cemburu buta, ketika kekhawatirannya bukan tentang kemampuanmu dalam membahagiakannya, ketika harapan mengarah pada tujuan yang nyata, serta ketika upayamu dinilai positif dan berharga di matanya.

Perempuan akan merasa nyaman ketika kehadiranmu menjadi sesuatu yang ia syukuri, ketika kepergian memintamu untuk kembali, ketika kebahagiaan tidak ingin ia nikmati sendiri, serta ketika ia tidak lagi ragu mengungkapkan segala isi hati.

Dear laki-laki dan perempuan yang sulit mengakhiri drama…

Jadi gini, selama kalian belum mampu untuk membaca pikiran dan isi hati pasangan… STOP MAIN KODE-KODE! SAY NO TO TERLIBAT DALAM DRAMA AKU-GAPAPA-KOK DAN SERUMPUNNYA!

Because life is too short to be in drama.

Kalau ada masalah, ungkapkan! Kalau ada yang kurang berkenan di hati, jelaskan! Kalau ada yang menyenangkan, bagikan! Kalau ada yang berkesan, sampaikan!

Kalian adalah dua orang yang saling setuju untuk menjalin hubungan lebih dari sekedar pertemanan. Maka, bersikaplah selayaknya kalian adalah anggota tim yang saling menguatkan. Ungkapkan lebih banyak daripada ketika kalian bersama seorang teman.

Ada masalah, bukannya saling bicara untuk menyelesaikan, malah curhat ke teman. Apa gunanya hubungan lebih dari teman kalau masih hanya mengandalkan teman?

Bukannya nggak boleh curhat lho ya. Tapi alangkah lebih baik kalau ada masalah sama pasangan, ya obrolin sampai selesai masalahnya apapun kesepakatan terhadap solusinya.

Hubungan akan terasa jauh lebih menyenangkan kalau kamu juga menjadi orang yang menyenangkan.  Jangan memperpanjang masalah, jangan mempersulit keadaan.

Ya. Untuk sebutan ‘stupid’ dan ‘crazy’ itu hanya kiasan kok. Menggambarkan bahwa benar, men are stupid enough to understand what women want from them that causing women can become crazy easily because men are stupid enough to understand what women want from them that causing… Gitu terus sampai Naruto jadi figur Disney Princess.

Jangan sampai hal sepele jadi peretak atau bahkan penghancur hubungan.

Yaudah gitu aja sih.


Mohon maaf lahir dan bathin.

Share this:

JOIN CONVERSATION

1 Feed Back: